SI KANCIL DAN GIGI HARIMAU

Pada suatu pagi yang cerah di hari minggu, si Kancil sedang asyik berlari-lari pagi.
Liburan sekolah dia manfaatkan untuk mengunjungi padang rumput di pinggir hutan. Udara
yang segar dan langit yang cerah sangat menyenangkan untuk di nikmati, jarang bisa
melihat langit yang biru dan luas di tengah-tengah hutan yang lebat di desanya.
Haripun menjelang sore, matahari sudah mulai tinggi bertengger di cakrawala, tanda bagi
si Kancil untuk segera pulang ke rumah.
Si Kancilpun berlari-lari kecil dan masuk ke dalam hutan. Sesekali dia berhenti untuk
memakan daun-daun muda yang dia lewati.
Tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara geraman yang sangat keras dan menyeramkan.
Hingga seluruh tubuhnya gemetar di buatnya.
Dan di lihatnya seekor harimau yang besar dan gagah sedang menyeringai di depannya.
Perasaan terkejut dan takut meliputi hati si Kancil.
Dia sadar, bahwa tubuh dengan corak belang-belang, kuku yang panjang, dan taring yang
tajam di depanya adalah harimau.

Dia adalah raja penguasa seluruh hutan yang terkenal kejam, serta suka bertindak semena-
mena.

Kancil sadar kalau hidupnya dalam bahaya, tapi bukan si Kancil kalau sampai dia kehabisan
akal.
Maka si Kancilpun tidak berusaha lari.
Dia tetap berjalan santai dengan pura-pura berjalan pincang mengangkat salah satu kaki
belakangnya.
“Hei mahluk kecil..!! Apa kau tak mengenal aku?”, teriak harimau.
“Hamba mengenal anda paduka.Tentunya dengan tubuh gagah, kuku,taring,dan tubuh
bercorak khas, semua orang mengenali paduka…Raja Loreng”, jawab Kancil merendah.
“Berarti kamu tahu nyawa mu dalam bahaya, kenapa kau tidak mencoba lari?”, tanya
harimau penasaran.
“Secepat dan segesit apapun hamba lari, hamba tahu tak akan bisa mengalahkan kecepatan
dan kegesitan paduka.”
“Pasti akhirnya hamba akan tertangkap juga, apalagi dengan keadaan kaki hamba yang
pincang ini.” kata Kancil.

“Hahahaha… benar… benar… kau tak mungkin bisa mengalahkan kecepatan ku.”
“Tapi, tida asyik kalau kita tak main kejar-kejaran dulu, aku mau kamu lari…, dan nanti
aku akan mengejar mu, kalo cuma begini saja, gak ada tantanganya sama sekali..” pinta
harimau.
“Kalau itu memang keinginan paduka, hamba akan turuti.”
Tapi sebelumnya, jika boleh hamba minta satu permintaan”, kata Kancil.
“Oh silakan, aku tak akan menolak permintaan hewan seperti mu yang sebentar lagi akan
mati jadi sarapan ku”. Memangnya kamu minta apa..?”, tanya harimau.
“Hamba hanya minta tolong, … tolong paduka cabutkan duri yang menancap di kaki
belakang hamba, agar hamba bisa berlari dengan normal”, pinta si Kancil.
“Hahaha…cuma itu? baiklah… akan ku cabutkan duri dari kaki mu”.
Harimau pun kemudian menundukan kepalanya di belakang Kancil,untuk melihat duri yang
menancap di kaki belakangnya.
Tapi ketika harimau itu sudah menunduk sangat rendah, tiba-tiba si Kancil menendang
dengan sekuat tenaga.
Karena kejadian itu, si harimau pun berteriak kesakitan karena satu giginya patah.
Dan si Kancil tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Ketika harimau meraung-raung menahan sakit, secepat kilat Kancil berlari dan menghilang
di balik semak-semak.
Nah, mulai hari itulah perseteruan antara Kancil dan harimau di mulai.
Harimau yang merasa harga dirinya di injak-injak oleh Kancil, menyimpan dendam yang
terus di tahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *