Juara sejati

“Semangat,bang Hanafi!” Teriak Nurma dengan lantang.
“Semangat, bang Rifki! ” Sarah tidak mau kalah.
Dua gadis itu sedang mendukung tim futsal kakak mereka
masing-masing. Kejuaraan futsal Antar SD se- kecamatan
Pontianak timur, kota pontianak, memang berlangsung
seru. Sejak babak penyisihan, dua tim dari SD tempat
Hanafi dan Rifki sekolah itu sama sama hebat. Tak heran
kedua tim bertemu di babak final memperebutkan gelar
juara.
“Tim abangku pasti menang. Mereka semua lincah dan
pandai bermain futsal!” Puji Nurma.
“Jangan banyak bergaya dulu. Kita lihat saja nanti,” Sahut
Sarah. Wajah Nurma berubah masam mendengar kata
kata teman sekaligus tetangganya itu. Nurma dan Sarah
tinggal bertetangga, tetapi mereka sekolah di SD yang
berbeda. Demikian juga dengan Abang Abang mereka
yang sudah duduk di kelas 6 .
Pertandingan dimulai. Tim Hanafi langsung menyerang tim
lawan. Mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu. Baru
beberapa saat setelah pertandingan dimulai, gol telah
mereka sarangkan ke gawang tim Rifki. Penonton
bersorak Sorai.
“Betul kan? Mereka pasti juara,” Kata Nurma bangga.
Sarah hanya diam tidak menyahut. Beberapa menit
kemudian giliran Nurma yang hanya bisa terdiam. Tim
Rifki membalas dengan menyerang gol demi gol. Hingga
babak pertama selesai, skor masih imbang 4-4.
Pertandingan makin seru di babak kedua. Masing-masing
tim berlomba membuat gol. Jika berhasil juara, mereka
akan menerima hadiah piala dan tentu mendapat
mengharumkan nama sekolah. Pantas aja kedua tim
sama-sama berjuang keras. Hebatnya, meski sama-sama
mengejar kemenangan, namun semua pemain bermain

sportif.. tak ada yang curang dengan melakukan
pelanggaran.

Tak terasa pertandingan usai. Penonton mengeluh-
ngelukan Tim Rifki. Nurma tertunduk tim Rifki telah

mengalahkan tim abangnya dengan skor 10-8. Gelar juara
pun diberikan kepada tim Rifki.

Sarah sangat gembira. Tapi melihat norma murung, ia tak
banyak bersorak. Dirangkulnya Nurma. Sekilas tampak di
lapangan, pemain kedua tim bersalaman. Bahkan Rifki
dan Hanafi pun berpelukan. Mereka memang bersahabat
dari kecil. Hasil pertandingan tidak mengganggu
persahabatan mereka.

Pembawa acara mengumumkan, meski kalah di final, tim
SD Hanafi menerima penghargaan sebagai tim yang
paling sportif. Nurma yang sempat sedih, begitu
mendengar pengumuman itu langsung kembali ceria.

“hebat, bang Hanafi dan kawan-kawannya juga dapat
penghargaan!” puji Sarah.

“Terima kasih. Selamat juga atas kemenangan Tim bang
Rifki. Mereka pantas menjadi juara!” balas Nurma. Mereka
berdua berjabat tangan dan berpelukan, iya, juara sejati
bukan hanya yang memenangkan pertandingan. Namun,
mereka yang berjiwa sportif dan mau menerima
kekalahan dengan berjiwa besar, serta menjauhi sikap
curang, juga pantas disebut juara.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

PENULIS: ELISA D.S

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *