Makna 17 Agustus Bagi Bangsa Indonesia

Kemerdekaan memiliki beberapa makna mendalam, satu di antaranya dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati. Dengan kemerdekaan yang kita dapatkan, kita harus selalu menghargai jasa pahlawan yang telah berjuang meraih kemerdekaan dan menjaga negeri ini dengan jiwa nasionalisme yang tinggi Setiap tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia akan memperingati hari bersejarah yaitu Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia (RI).


Pada hari bersejarah itu, akan dibacakan kembali naskah proklamasi yang dahulu dibaca presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Lalu apa sebenarnya makna dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus? Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia, berarti bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya secara formal. Merdeka berarti bangsa Indonesia bisa bebas menentukan sikap dan tujuannya.
Proklamasi kemerdekaan juga menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah mampu mengurus urusan rumah tangganya dan memberitahukan kepada dunia sudah menegakkan suatu negara nasional yang merdeka dan berdaulat.


Menurut Joeniarto dalam buku Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia (1996), dengan adanya proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, maka mulai saat itu hanya berlaku tata hukum Indonesia, menggantikan tata hukum kolonial.
Dengan proklamasi kemerdekaan, segala sesuatu yang bersifat kolonial telah digantikan dengan sesuatu yang bersifat nasional.

Peristiwa Penting Yang Tidak Boleh Dilupakan

Sebelum pembacaan teks proklamasi pada tanggal 17 agustus 1945, terdapat peristiwa penting yang tidak boleh dilupakan. Peristiwa penting tersebut merupakan perjuangan para tokoh atau pejuang kemerdekaan untuk dapat segera memerdekakan Indonesia.
Dimulai Pada tanggal 12 Agustus 1945, melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang.
16 Agustus 1945, gejolak tekanan di latar belakangi oleh para pengikut Sutan Syahrir yang menginginkan pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia dari Jepang makin memuncak dan tak terkendali.

Pada siang hari mereka berkumpul di rumah Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus.


“Saya menghadapi pihak pemuda, pemimpin tua dan pemimpin agama,” kata Soekarno ketika berdebat dengan para pemuda yang mendesak kemerdekaan Indonesia segera diumumkan, 15 Agustus 1945 silam. Peristiwa Rengasdengklok Dari perdebatan dengan para tokoh pemuda, termasuk Chaerul Saleh yang tergabung dalam gerakan bawah tanah, dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno (beserta Fatmawati dan Guntur), dan Hatta, di Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.

Dalam penculikan tersebut, bermaksud meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang. Pertemuan Soekarno-Hatta dengan Jenderal Yamamoto Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan Jenderal Yamamoto, komandan Jepang di Jawa. Dari pertemuan tersebut, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.


Pembacaan Naskah Proklamasi


Setelah diyakini bahwa situasi memungkinkan untuk membacakan teks proklamasi, maka Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi. Rapat tersebut di rumah Laksamana Maeda, Soekarno bersama tokoh perjuangan lain menulis naskah proklamasi. Tulisan itu lalu diketik oleh Sayuti Melik.

Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 17 Ramadan 1365 H, pukul 10.00 pagi, 17 Agustus 1945. Bertempat di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta. Pembacaan naskah proklamasi yang berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia merdeka.

Tokoh lain yang sangat berjasa dalam peristiwa pembacaan Proklamasi diantaranya, tiga pemuda pengibar bendera merah putih pertama yaitu Latif Hendraningrat, S. Suhut dan Tri Murti.
Kemerdekaan Indonesia yang dibaca oleh Soekarno-Hatta yang kemudian menjadi Presiden Dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama.

Lirik Lagu Batak Populer Lawas Terbaru

Ikuti Channel kami Parruderude

Cerita Rakyat MALIN KUNDANG ANAK DURHAKA

Sebelumnya kita sudah menulis tentang Standar Pelayanan di Lingkungan Sekolah



Inilah Isi teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan dll

diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Banyak informasi yang menyebutkan bahwa sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, negara ini lebih dulu dijajah oleh Belanda selama 350 tahun.

Informasi Tentang Lamanya Belanda Menjajah Indonesia



Padahal, informasi tentang lamanya Belanda menjajah Indonesia belum pernah dijelaskan secara rinci dan juga banyak mendapat pertentangan dari beberapa sejarawan.

Lantas, benarkah Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun?

Baca juga: Alasan Sultan Banten Menyambut Baik Kedatangan Belanda

Hanya mitos
Informasi yang mengatakan bahwa Indonesia pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda rupanya mitos belaka.

Meskipun dulu Presiden Soekarno sempat mengatakan bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun, ternyata ucapan itu hanya sebagai dalih untuk membangkitkan semangat perjuangan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.

Rakyat Indonesia terlalu lama larut dalam informasi bahwa Indonesia pernah hidup di bawah kolonialisme Belanda selama 350 tahun.

Selain itu, apabila penjajahan Belanda dihitung dari kali pertama mereka sampai di Nusantara pada 1602 dan ditambah 350 tahun, maka Indonesia baru merdeka pada 1952.

Belanda kali pertama menancapkan kukunya di Nusantara pada 27 Juni 1596, melalui ekspedisi pelayaran yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman.

Banyak Awak Kapal Belanda Ditangkap



Sayangnya, dalam ekspedisi ini, banyak awak kapal Belanda ditangkap dan ditahan sehingga De Houtman harus membayar denda untuk membebaskan mereka.

Kapal-kapal tersebut kemudian lanjut berlayar ke Bali dan sampai di sana pada 26 Februari 1597.

Setelah itu, mereka memutuskan kembali ke Belanda dan sampai pada Agustus 1597.

Dari 249 awak kapal yang berangkat, hanya ada 89 orang yang berhasil pulang ke Belanda.

Selanjutnya, pada 1598, De Houtman kembali berlayar ke Hindia Timur.

Namun, dalam ekspedisi kedua ini, Cornelis de Houtman tewas di geladak kapal dalam pertempuran Inong Balee melawan rakyat Aceh yang dipimpin Malahayati pada 11 September 1599.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa ekspedisi pertama dan kedua yang dilakukan Cornelis de Houtman mengalami kegagalan.

Kemerdekaan memiliki beberapa makna mendalam, satu di antaranya dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati. Dengan kemerdekaan yang kita dapatkan, kita harus selalu menghargai jasa pahlawan yang telah berjuang meraih kemerdekaan dan menjaga negeri ini dengan jiwa nasionalisme yang tinggi

Ir.soekarno berhasil memerdekakan Indonesia padaa tahun 1945

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *